
Mendahsyatkan Diri Raih Prestasi
Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab bila di tengah keterbatasan itu kita mampu mendahsyatkan diri untuk meraih prestasi tinggi, itulah kepahlawanan sejati. Zero to Hero!
Kalau dihitung-hitung, masing-masing waktu kita sama: 60 detik dalam 1 menit, 60 menit dalam 1 jam dan 24 jam sehari, 7 hari sepekan, dan seterusnya, anda hitung sendiri waktu Anda. Namun, kalau orang umurnya 60 tahun rata-rata dan menjadikan 8 jam sehari untuk tidur, maka dalam 60 tahun ia telah tidur dalam 20 tahun. Luar biasa! Banyak sekali tidurnya ya, lalu prestasinya mana? Itulah kebanyakan manusia. Apakah termasuk kita?
Kita akui, kita orang biasa. Banyak keterbatasan, kekurangan, kelemahan, itu bukan masalah. Yang terpenting bagaimana di tengah keterbatasan itu kita dahsyatkan diri agar lahir prestasi tinggi. Itulah kepahlawanan sejati. From zero to hero!
Sejarah mencatat, banyak orang besar justru lahir di tengah himpitan kesulitan, bukan buaian kemanjaan. Mereka besar dengan mengurangi jam tidurnya. Bersedia tidur malam untuk bisa bangun malam. Bahkan tak sedikit yang mengurangi kesibukan bekerja mengurusi duniawi, untuk memenuhi kebutuhan ukhwari. Dalam kesehariannya sedikit canda untuk rasakan nikmatnya ibadah, untuk rasakan lezatnya iman. Tak berlebihan! Menahan diri dari maksiat agar selamat.
Bukan sekedar ‘buku cerita’ tentang prestasi manusia. Bukan sekedar bacaan hiburan pelepas kepenatan. Bukan semata kumpulan dari nukilan. Marilah kita mencoba menggali dari khazanah yang terpendam, merangkai yang tercecer, menyusun yang terbengkalai, merawat yang dianggap remeh, dan menyuguhkannya menjadi sebuah ’kekuatan dahsyat’ untuk menggugah dan mengubah diri kita menjadi pribadi luar biasa, ZERO TO HERO
Pertama, Marilah Kita Tetapkan dan Pelihara Sebuah Impian
Mustahil kita bisa mencapai suatu keinginan bila di kepala kita tak ada keinginan. Artinya bila kita punya impian, tentu telah memutuskan untuk dapat mencapainya.
Lalu impian kita terpelihara terus dan tetap fokus. Tak peduli seberapa besar godaan dan cobaan yang menghadang yang bisa menghentikan atau mematahkan. Rawe-rawe rantas malang-malang putung. Dengan niat penuh, kita pelihara impian sampai tercapai.
Andai sebuah perjalanan, impian adalah tujuan. Jangan tergoda turun dari kereta sebelum stasiun tujuan akhir.
Kedua, Gunakan Kekuatan Pikiran
Betapa luar biasanya kekuatan pikiran manusia! Pikiran manusia bisa membuat hidup menjadi sengsara atau bahagia, gagal atau sukses, biasa-biasa saja atau luar biasa.
Kalau kita mengikuti pikiran yang negatif, maka kehidupan kita akan negatif pula, hidup penuh kecemasan, pasif, ketakutan dan kekurangan.
Namun jika kita mampu mengembangkan pikiran yang positif, optimis, dan senantiasa berpengharapan baik, serta punya komitmen tinggi dalam mewujudkan segala impian, maka kita akan hidup penuh gairah, syukur, gembira, sukses dan bahagia setiap hari.
Ketiga, Jangan Suka Menunda
Tidak ada orang sukses yang berkata, ”biar kulakukan besok saja”, namun yang ada, ”kenapa mesti besok kalau bisa hari ini atau detik ini”.
Dan untuk mengatasi rasa malas, ingatlah bahwa waktu tak pernah akan kembali. Maka, lakukan sekarang atau tidak sama sekali! Melakukan sekarang berarti kita memutuskan untuk berhasil dan menunda berarti kita memutuskan untuk gagal.
Keempat, Jadilah Pemberani
Banyak orang ingin menjadi pahlawan tapi tak memiliki keberanian. Karena dibutuhkan keberanian yang besar untuk berperang dan mati di medan perang. Tapi dibutuhkan keberanian yang lebih besar lagi untuk hidup dengan penuh dan berani. Karena keberanian adalah kesediaan untuk melakukan yang kita takuti. Disini keberanian kita definisikan sebagai kesediaan untuk melakukan yang ’meskipun’.
Meskipun kekurangan uang, ibunda kita bersungguh-sungguh membesarkan semangat kita agar menjadi siswa, mahasiswa, pekerja dan pebisnis yang handal nantinya.
Meskipun dalam keadaan kekurangan, ayahanda kita berjuang dan meneladankan sikap seorang perwira.
Maka marilah kita katakan, ”Meskipun .............., aku akan tetap berjuang untuk mencapai impianku”.
Kelima, Sabar dan Pantang Menyerah
Mendaki gunung sering dijadikan alat eksperimentasi seseorang untuk menguji kesabaran mencapai tujuan. Mereka tertantang melakukan pendakian mulai dari gunung ketinggian sedang, menuju ke pendakian yang lebih tinggi sampai ke gunung yang tertinggi.
Di sana ada bekal-bekal tertentu misalnya pemahaman medan, kekuatan fisik, komando yang konsisten, perbekalan yang cukup, dan yang paling penting memiliki peta tujuan. Setelah semuanya siap barulah melakukan pendakian.
Bagi yang belum memahami medan bisa jadi bertemu dengan binatang buas, tergelincir masuk jurang bahkan kelelahan karena memang tidak biasa. Bila hambatan-hambatan tersebut muncul, apakah akan pulang begitu saja? Atau melanjutkan perjalanan?
Sangat bergantung kualitas mental seseorang. Bila hambatan diperhitungkan sejak awal maka tidak ada mengurungkan perjalanan. Tapi bila memang mentalnya mudah menyerah, ada monyet lewat di depan saja, maka dia akan kembali pulang.
Halangan dan rintangan akan selalu ada. Maka di butuhkan kesabaran dan ketekunan untuk mencapai puncak tertinggi.
Keenam, Memiliki Keprimaan
Pahlawan! Mereka sebenarnya hanyalah orang-orang yang biasa seperti kita, memiliki keraguan, kekhawatiran dan kekurangan masing-masing. Tapi mereka memilih berfokus pada sesuatu yang hebat dan menghebatkan orang lain.
Diantara orang-orang ’kecil’ ada orang ’kecil’ yang hebat, dan diantara orang-orang yang ’besar’ akan selalu ada orang yang ’besar’ yang menyedihkan.
Maka pilihlah menjadi pribadi yang luar biasa, kapan saja, darimana dan dimana saja kita berada. Karena para pahlawan, mencapai hasil-hasil luar biasa dari mendayagunakan apapun yang biasa yang ada dalam diri dan lingkungannya.
Ketujuh, Belajar Terus-Menerus Untuk Mencari Cara Mencapai Tujuan
Perlu menyisihkan waktu. Bia kita bekerja tanpa diiringi belajar, kita tidak bisa introspeksi dan mengevaluasi diri. Luangkan tapi dengan meluangkan waktu untuk belajar maka kita bisa menilai apa saja kekurangan yang harus diperbaiki dan apa saja pengetahuan yang harus ditambah.
Perumpamaan seorang penebang pohon yang mengasah gerjaji, semakin rajin belajar, maka semakin tajam daya analisis kita terhadap sesuatu yang kita kerjakan. Semakin malas belajar semakin tumpul pikiran kita.
Impian telah tercapai?
Ganti lama dengan impian baru
Inilah siklus yang harus ditempuh bila satu impian sudah tercapai, rencanakan impian baru. Kita boleh bangga dengan hasil prestasi yang kita capai. Tapi jangan terlalu lama, jangan terlena.
Pencapaian impian tadi hanyalah sasaran antara untuk mencapai impian berikutnya yang lebih besar. Dan itulah hidup.
Yang paling penting, jangan lupa berdoa!
Jangan takabur! Sebesar apapun usaha kita, namun tiada daya dan upaya kecuali dari Allah Swt.
Bismillahi lahaula walakuwata illabillah, marilah kita gapai prestasi tinggi, kita wujudkan impian. Tidak ada alasan keturunan, alasan shio, alasan pendidikan alasan apapun untuk mencapai kesuksesan. Siapapun bisa mencapai asalkan memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapainya.
Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali yang berusaha keras dan menjadi satu-satunya yang BERHASIL sampai PUNCAK!
Lebih banyak yang lelah dan menyerah... Tapi ada SATU yang tetap melangkah hingga semakin tinggi dan tinggi... menjadi satu-satunya yang BERHASIL sampai ke PUNCAK!
Sahabat yang baik adalah sahabat yang sering memberi motivasi antara satu sama lain.
SUKSES SELALU